Semua dari kita orang yang dalam
perjalanan yaitu perjalanan mengarungi bahtera kehidupan ini, dalam perjalanan ini kita diperintahkan supaya menetapi jalan yang
lurus. Menetapi atau kata perintah tetaplah adalah bermakna terus menerus,
tidak berpindah, maksudnya kita supaya memelihara keistiqomahan dan jangan
berpindah dalam menapaki jalan yang lurus (benar).
قَالَ
قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ
لا يَعْلَمُونَ (يونس ٨٩)
AlIah berfirman: "Sesungguhnya
telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada
jalan yang Lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang
yang tidak Mengetahui".
Dalam Tafsir Jalalayn dijelaskan : (Allah
berfirman,) Maha Tinggi Allah ("Sesungguhnya telah diperkenankan
permohonan kamu berdua) akhirnya harta benda milik Firaun diserapah menjadi
batu, dan Firaun masih tetap belum mau beriman hingga ia mati tenggelam (sebab
itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus) menunaikan risalah dan dakwah
sampai datang azab atas mereka (dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan
orang-orang yang tidak mengetahui") bahwa keputusan-Ku akan disegerakan.
Diriwayatkan bahwa setelah peristiwa itu Nabi Musa tinggal di negeri Mesir
selama empat puluh tahun.
Muhammad Quraish Shihab menafsirkan; Allah berfirman, "Doa kalian berdua
Aku kabulkan. Teruskan perjalanan kalian di jalan yang lurus. Tinggalkan jalan
orang-orang yang tidak mengetahui persoalan dengan baik dan tidak pula tunduk
kepada kebenaran yang telah dijelaskan."
Ayat dalam pembahasan ini memuat
sejarah, sejarah dalam Al-Qur’an dimuat adalah sebagai i’tibar bagi umat
manusia dari masa kemasa supaya mengambil hikmah peristiwa tersebut. Dalam hal
ini firman-firman Allah kita gunakan dalam kehidupan kita saat ini meskipun
menceritakan sejarah tempo dulu, dengan kata lain firman Allah dalam Al-Qur’an
tetap pas diterapkan kapanpun hingga kiamat tiba karena Al-Qur’an selamanya terus
relevan meskipun zaman sudah berubah-ubah.
Ayat ini yang terdapat dalam Surat
Yusuf ayat 89 saya kutip sebagai pembuka
dalam blog ini “Cara Santri” agar tidak tenggelam dalam mengarungi bahtera
kehidupan ini. Adalah salah satu media dan cara dari banyak cara kaum muslimin
menyampaikan kebenaran yaitu menunjukkan jalan yang lurus. Niat ini hanya
ditujukan pada Allah SWT, semoga Allah meridhoi dan memberkahi... Amiin.